22 Januari 2013 nanti sejatinya adalah momen bagi rakyat sulawesi selatan untuk memilih pemimpin untuk lima tahun mendatang, namun belum juga berlaga, berbagai macam masalah bermunculan seperti terdapatnya banyak surat suara yang rusak, terhambatnya logistik PILKADA sampai ke tujuan hingga H-8 (KOMPAS 14/01/13).
Namun masalah yang paling menyita perhatian adalah gagalnya Debat Kandidat yang akan digelar pada tanggal 18 januari mendatang di menara bosowa. menurut ketua KPU Jayadi Nas keputusan untuk meniadakan debat kandidat sudah final. dan hanya akan di ganti dengan kampanye di zona masing-masing yang hanya sifatnya satu arah, tanpa kritik, padahal menyelenggarakan debat kandidat adalah proses dimana masyarakat menilai visi-misi sang calon gubernur dan wakilnya.
Debat bukanlah cerdas cermat tanpa kritik, namun merupakan salah satu media untuk mengukur cara berfikir calon pemimpin, emosional dan pemikirannya dalam berargumentasi juga sikap dewasa para calon dalam menghadapi serangan kritik kandidat lain. Harusnya di debat inilah yang merupakan ajang kampanye yang sebenarnya (Pemikiran Pribadi) karena kampanye terbuka hanyalah hiasan dalam demokrasi sedangkan debat merupakan substansi dari demokrasi itu sendiri.
lihat saja kampanye salah satu kandidat di Kab.Pinrang, PNS malah di Absen hadir dilokasi kampanye, salah satu PNS yang tidak ingin disebut namanya mengungkapkan ini adalah instruksi pemerintah daerah. ironis memang, ditengah giatnya membangun pilkada yang demokratis malah menjadi Pil-Kandas kan demokrasi.
#Fitra Lukyta Minra
No comments :
Post a Comment