(Aksi Menolak Kenaikan BBM #CONTOH)
Aksi penolakan kenaikan
harga BBM sudah terjadi di makassar dua pekan terakhir, aksi itu berlangsung di
beberapa titik di kampus-kampus kota makassar, dan yang terjadi adalah
banyaknya aksi yang berakhir bentrok dengan polisi dan “warga”. Tidak bisa kita
pungkiri bahwa kenaikan harga BBM ini memang sangat menyensarakan rakyat.
Namun dengan alasan
lebih banyak subsidi yang salah sasaran jadi alasan pemerintah ngotot untuk mencabut
subsidinya (Dikurangi kata pemerintah) sebagai gantinya pemerintah siap “mengoleskan”
BALSEM untuk sedikit membantu rakyat menghadapi kenaikan harga-harga dipasar,
dimulai dengan membagikan kartu perlindungan sosial (KARTU LAGI) hingga memasang
iklan di berbagai televisi. Namun hal itu tidak membuat Mahasiswa diberbagai
penjuru nusantara terima begitu saja, bahkan dimakassar hampir setiap titik aksi
terjadi penutupan jalan, bakar ban hingga saling lempar dengan batu ataupun
busur, terkadang pula memakai bom molotov hingga senjata rakitan yang biasa
disebut “PAPPORO”.
Dalam hati kecil saya
yang “Masih Mahasiswa” ini rasanya saya sangat jauh dari fungsi mahasiswa, yah
sebagai agen ini – itu karena belum ikut bersama teman turun kejalan. Walaupun demikian, jiwa ini
selalu merasa terpanggil untuk ikut menyuarakan ketidak adilan kepada para
penguasa rezim. Namun berita-berita di media-media elektronik maupun cetak,
membuat warga menjadi tidak simpatik bahkan cenderung antipati terhadap aksi
demonstrasi ini. Mereka bahkan ikut membubarkan paksa aksi tersebut bersama
aparat keamanan.
Menurut saya, anarkisme
menuju perubahan / revolusi tidaklah sepenuhnya salah, namun rekan-rekan
seharusnya melakukan hal itu jika saat memang rakyat telah merestui aksi yang di
lakukan, bukan malah menjadikan mereka apatis terhadap aksi demonstrasi yang
dilakukan kawan-kawan mahasiswa. Seperti kata Makbul R. (Ketua LMND Sul-Sel) “Aksi
yang kita lakukan selama ini harus dievaluasi, Aksi demonstrasi bukanlah
seberapa banyak kerusakan yang kita buat di jalanan, namun seberapa banyak
simpati rakyat yang diraih” katanya. Namun kini setiap ada aksi demonstrasi,
kecil kemungkinan tidak berakhir bentrok, baik dengan polisi ataupun “warga”. Bukannya
sosialisasi, malh menjadi aksi tontonan buruk untuk orang tua dan adik-adik dirumah.
Reformasi 1998 adalah
contoh nyata dimana ketika rakyat telah merestui perjuangan mahasiswa yang
ingin segera menumbangkan rezim, mahasiswa dan rakyat bahu membahu untuk
berjuang mendapatkan kemerdekaan mereka dari tekanan suharto dan antek-anteknya.
Jangan sampai kita sebagai mahasiswa yang akan dibenturkan dengan rakyat
sehingga citra yang selama ini sebagai pejuang rakyat menjadi preman. Para politisi
kini kian banyak menguasai media massa, alat yang paling cocok untuk melakukan
indoktrinasi terhadap masyarakat dimana segala sesuatunya hampir berpedoman
kepadanya.
Begitupun dengan jurnalis,
tanpa sensor, dengan agresif dalam mencari dan mengemas aksi demonstrasi
mahasiswa makassar, mereka dengan gampangnya menuduh bahkan membangun
citra negatif tentang aksi yang dilakukan mahasiswa, dengan akting mereka seolah-olah berada
dimedan perang melaporkan secara langsung aksi saling serang, dimana polisi
sebagai pelindung rakyat dan mahasiswa sebagai pemberontaknya, lalu mewawancarai
warga yang merasa risih atau terganggu terhadap aksi mahasiswa ini, tidak
berimbang bahkan cenderung menjadi jualan yang menaikkan rating acara mereka. Mereka
sekan-akan lupa bahwa apa yang mereka dapatkan hari ini (REFORMASI) berasal
dari perjuangan mahasiswa juga.
Tulisan ini hanya untuk
rekan-rekan mahasiswa yang masih peduli, bukan mahasiswa yang hedonis, yang
melupakan tanggung jawabnya. saya hanya menyarnkan bahwa kita harus berhati-hati, waspada terhadap segala
potensi yang akan merusak citra makassar dan mahasiswanya, bukannya saya menyuarakan mengurangi ataupun mencoba menghindarkan teman-teman untuk turun kejalan, jika kita memang suka
demo tidak masalah karena itu adalah hak kita yang dijamin UUD, ancaman ditolak perusahaan selalu disuarakan oleh sebagian teman-teman diluar kampus, lalu mengapa? Apa kita harus khawatir ditolak perusahaan-perusahaan dari Ibu
Kota itu?, ditolak oleh perusahaan-perusahaan asing yang mencaplok dan menghisap
sumberdaya alam kita sendiri? Tidak kawan! Rejeki itu ditangan tuhan,tinggal
bagaimana cara kita untuk berikhtiar untuk meraihnya,
Firman Tuhan:
“Dan bahawa sesungguhnya tidak ada
(balasan) bagi seseorang melainkan (balasan) apa yang diusahakannya;”
(QS
An-Najm : 39)
Makanya, silahkan berdemo... Demo YES, Menyusahkan Rakyat NO
#HIDUP RAKYAT,HIDUP MAHASISWA...
No comments :
Post a Comment